SEJAHTERA BADMINTON

BERSAMA MEMBANGUN BULUTANGKIS INDONESIA

  • Meta

  • TIRTA SPORT ONLINE SHOP

    Promo Tirta
  • WIDE SCREEN FORMATED

    May 2016
    M T W T F S S
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  
  • JADILAH PEMENANG

    Pemenang selalu memiliki program

    Pecundang selalu memiliki alasan

    Ketika pemenang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Saya melakukan kesalahan”

    Ketika pecundang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Itu bukan kesalahan saya”

    Pemenang membuat komitmen-komitmen

    Pecundang membuat janji-janji

    Pemenang memilih seperti yang ia ingin lakukan

    Pecundang memilih sesuai pilihan orang banyak

    Pemenang membuat sesuatu terjadi

    Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

  • BWF

    bwf-logo1
  • Archives

  • Top Posts

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 5,029 other subscribers

Archive for May 1st, 2016

Tontowi/Liliyana Hadapi Zhang/Zhao pada Final

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 1, 2016


WUHAN, KOMPAS.com — Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan menghadapi musuh bebuyutannya, unggulan pertama asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, pada babak final Badminton Asia Championships 2016.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses menembus babak final Badminton Asia Championships 2016. Mereka mengalahkan Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung, Korea, pada semifinal, dua game langsung, 21-16 dan 21-13.

Ini merupakan pertemuan perdana mereka di lapangan. Di awal, Tontowi/Liliyana sempat mencari pola yang tepat untuk mengatasi Shin/Chae. Masuk ke game kedua, Tontowi/Liliyana akhirnya bisa lebih menguasai permainan, hingga akhirnya menang dalam 35 menit.

“Pada gim pertama, kami tetap fokus dengan permainan kami, sambil tetap mencari ya karena ini kali pertama ketemu mereka di lapangan,” kata Liliyana.

“Kami main lebih tenang dan melihat perkembangan di lapangan. Berikutnya, kami lebih tahu gimana cara menghadapi mereka, walaupun sekali dua kali ada mati sendiri,” ujar Tontowi.

Tontowi/Liliyana semakin dekat dengan gelar keduanya di Badminton Asia Championships. Tahun lalu, Tontowi/Liliyana jadi juara seusai mengalahkan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah dari Hongkong dengan skor 21-16 dan 21-15.

Namun, pada babak final, mereka masih harus berhadapan dengan musuh bebuyutannya, unggulan pertama asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Ini akan menjadi pertemuan kedelapan belas buat Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao. Tontowi/Liliyana  masih tertinggal 5-12 dari hasil pertemuannya sejauh ini. Dalam tujuh pertemuan terakhir pun, Tontowi/Liliyana masih belum bisa unggul dari Zhang/Zhao.

“Kalau kami lihat beberapa pertemuan terakhir kami, enggak jauh jaraknya. Kayak pas di kejuaraan dunia juga kan enggak jauh jaraknya. Cuma, mungkin kami kurang tenang. Ini yang harus diantisipasi. Walaupun kami sudah unggul jauh nantinya, kami harus tetap konsisten karena mereka untuk cari poinnya lebih tenang. Walaupun mainnya sudah enak dan unggul, kami tetap harus konsisten, sampai poin 21. Sebelum poin 21 itu, belum menang,” ujar Liliyana.

“Buat besok, kami lebih jaga fokus aja, harus lebih tenang, sama siapin fisik saja,” tambah Tontowi.

Pertemuan terakhir keduanya terjadi dalam Korea Open 2015. Tontowi/Liliyana saat itu kalah dengan 16-21 dan 15-21.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Greysia/Nitya Jatuh Bangun di Semifinal

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 1, 2016


WUHAN, Kompas.com – Ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari terhenti di semifinal Badminton Asia Championships 2016. Laga panjang diwarnai jatuh bangun di lapangan, terjadi sepanjang pertandingan. Greysia/Nitya melalui laga yang luar biasa sebelum akhirnya kalah 21-13, 19-21 dan 22-24 dalam 161 menit dari Naoko Fukuman/Kurumi Yonao, Jepang.

“Perjuangan Greysia/Nitya sudah sangat luar biasa. Bertanding selama dua jam empat puluh satu menit, bukanlah hal yang mudah. Karena lawan Jepang yang ini juga benar-benar tahan. Mereka kemarin main juga sampai hampir dua jam. Mereka tidak gampang mati dan nggak gampang membuat kesalahan sendiri. Secara keseluruhan, mereka sudah main dengan maksimal,” kata Ricky Soebagdja, manajer tim Indonesia.

Greysia/Nitya berhasil mengatasi game pertama dengan baik. Mereka tak sekalipun tersusul perolehan poinnya. Meski begitu reli panjang untuk memperebutkan satu poin kerap terjadi. Masuk ke game dua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Namun Naoko/Kurumi masih kerap memimpin pertandingan. Pasangan Jepang menang 19-21.

Di gim ketiga, Greysia/Nitya bisa unggul 6-2 dan 12-9. Namun berikutnya perolehan angka terus ketat dan tetap melewati reli yang panjang. Tak jarang baik Greysia/Nitya dan Naoko/Kurumi jatuh bangun di lapangan. Laga alot tetap terjadi sepanjang pertandingan.

“Main lawan mereka memang harus siap capek. Karena tidak gampang mati juga di lapangan. Kami nggak boleh lengah sedikit pun,” kata Nitya.

“Usaha yang luar biasa dari Greysia/Nitya. Untuk kedepannya ini bisa menjadi modal mereka untuk lebih baik lagi,” kata Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.

Dua pasangan ini sudah pernah enam kali berhadapan. Sebelumnya, Greysia/Nitya menang di lima pertemuan, dan kalah satu kali pada All England 2016 lalu. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Malaysia Open 2016 lalu. Saat itu Greysia/Nitya menang 21-18 dan 21-6 dari Naoko/Kurumi.

Finalis lainnya ialah Ayaka Takahashi/ Misaki Matsutomo, Jepang. Ayaka/Misaki mengalahkan Chang Ye Na/Lee So Hee, Korea, 21-16 dan 21-19.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »