Bulutangkis.com – Walau menempati posisi juara bertahan, posisi PB Jaya Raya Jakarta menempati unggulan dua dari delapan klub peserta pada kejuaraan bulutangkis antar klub beregu yunior memperebutkan Pembangunan Jaya Cup yang berlangsung 4-6 Oktober di Gedung Bulutangkis, Asia Afrika, Senayan, Jakarta.
‘’Unggulan pertama ditempati klub Djarum Kudus,’’ ungkap Rosiana Tendean, panitia turnamen kepada Bulutangkis.com saat acara jumpa pers kemarin di Jakarta (03/10). ‘’Secara individu peringkat atlet-atlet Djarum lebih baik dari peringkat atlet-atlet Jaya Raya,’’ tambah Rosiana.
Delapan klub besar di tanah air akan mengirimkan atlet-atlet terbaiknya yang berusia 19 tahun kebawah (kelompok Taruna) yaitu, Jaya Raya (Jakarta), Djarum (Kudus), Tangkas Spec (Jakarta), Pelita Bakrie (Jakarta), Mutiara (Bandung), SGS Elektrik (Bandung), Jaya Raya Suryanaga (Surabaya), dan Surya Baja (Surabaya) untuk memperebutkan piala dan total uang pembinanan sebesar 400 juta rupiah. Juara pertama selain piala mendapat uang sebesar 200 juta rupiah. Sedangkan juara dua memperoleh 125 juta rupiah dan juara tiga memperoleh 75 juta rupiah.
Kejuaraan bulutangkis yang menggunakan format kejuaraan beregu Piala Sudirman namun hanya diikuti pebulutangkis-pebulutangkis yunior di tanah air merupakan gagasan Ir. Ciputra pendiri dan pemegang saham PT Pembangunan Jaya yang sekaligus juga sebagai Ketua Yayasan Jaya Raya. Ir Ciputra yang mencintai bulutangkis selama ini aktif membina bulutangkis melalui PB Jaya Raya yang berada di bawah Yayasan Jaya Raya.
Tak bisa dipungkiri PB Jaya Raya telah membuktikan diri mampu mengharumkan nama Indonesia melalui atlet-atletnya di ajang olimpiade lewat Susy Susanti, Candra Wijaya, Tony Gunawan, Markis Kido dan Hendra Setiawan.
Sementara Rudy Hartono, Ketua Umum PB Jaya Raya mengungkapkan kejuaraan beregu sangat berbeda suasananya dengan kejuaraan perorangan. Atlet yang bertanding akan menanggung tekanan yang lebih besar mengingat harus berjuang membela regu yang membawa bendera klub dan jika kalah akan berdampak pada perolehan hasil secara keseluruhan.
Rudy Hartono juga mengungkapkan bahwa pembinaan atlet-atlet yunior selama ini merupakan tanggung jawab klub-klub. ‘’Kita klub-klublah yang mengeluarkan biaya besar, bukan pengprov,’’ jelas Rudy Hartono, legenda bulutangkis Indonesia yang meraih mencatat juara All England sebanyak delapan kali. (*)