Gaji Rexy Lima Kali Lipat Per Bulan Dibandingkan Pelatih Cipayung
Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 24, 2009
JAKARTA – Perjuangan PB PBSI untuk mendapatkan pelatih sebagus Hendrawan bakal sulit terwujud. Penyebabnya, keterbatasan dana yang menurunkan daya saing otoritas olahraga tepok bulu tanah air itu. Seperti Hendrawan yang segera melatih Malaysia, di luar negeri pelatih lokal bisa mendapatkan gaji lebih banyak daripada penghasilan di Pelatnas Cipayung.
Fakta itu disampaikan oleh Bendahara PB PBSI Djendjen Zaenanasri. “Kalau bersaing dengan negara lain, kami akan kalah. Sebab, kisaran honor yang ditawarkan negara lain jauh lebih besar,” terang Djendjen di Jakarta kemarin (20/5).
Dia mencontohkan, pelatih pelatnas hanya menerima honor sebesar Rp 15-20 juta setiap bulan dan tak ada jaminan uang pensiun setelah merampungkan tugasnya. Nilai itu jauh di bawah Atik Jauhari yang kini memoles India. Dalam sebulan, dia mendapatkan honor mencapai Rp 56 juta.
Asep Suharno yang kini menangani Singapura jauh lebih beruntung. Setiap bulan koceknya mendapat tambahan Rp 86 juta. “Setahu saya, nilai tertinggi dipegang Rexy Mainaky. Sebagai pelatih ganda di Malaysia, dia mendapatkan uang saku mencapai Rp 100 juta,” terang Djendjen. Artinya, gaji Rexy sebulan besarnya lima kali gaji pelatih Cipayung.
Bahkan, di beberapa negara, Djendjen mendapati pelatih yang memperoleh fasilitas pensiun layaknya pegawai negeri sipil di tanah air. Swedia adalah salah satu negara yang menerapkan kebijakan itu.
“Saya rasa, sangat manusiawi jika mereka memilih pindah ke negara lain. Sebab, para pelatih itu tentu memikirkan masa depan masing-masing,” terang Djendjen.
Kebutuhan keluarga, lanjut dia, menjadi latar belakang utama untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Kesulitan lain PBSI untuk menggaet pelatih pelatnas adalah izin dari klub yang menaungi. Belum tentu klub mau menyerahkan pelatih terbaiknya untuk memoles pemain pelatnas.
Meski sulit, Djendjen yakin pengganti Hendrawan bisa didapatkan. Menurut kabar dari Cipayung, pelatih yang akan dipilih adalah Kurnia Hu dari PB Tangkas Jakarta.
Pria itu tak sekali ini menjadi kandidat pelatih Cipayung. Pada 1996, Kurnia pernah diminta bergabung, tapi batal. Pada 2004, Taufik Hidayat pernah meminta dilatih oleh Kurnia. Rencana itu juga batal setelah Mulyo Handoyo memilih pulang ke Indonesia setelah membesut Singapura.
“Mungkin, pekan depan kami sudah mendapatkan nama pelatih tunggal pria. Sebab, turnamen terdekat sudah berada di depan mata,” terang I Gusti Made Oka, wakil ketua umum PB PBSI. (vem/ang)
Leave a comment