SEJAHTERA BADMINTON

BERSAMA MEMBANGUN BULUTANGKIS INDONESIA

  • Meta

  • TIRTA SPORT ONLINE SHOP

    Promo Tirta
  • WIDE SCREEN FORMATED

    March 2009
    M T W T F S S
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  
  • JADILAH PEMENANG

    Pemenang selalu memiliki program

    Pecundang selalu memiliki alasan

    Ketika pemenang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Saya melakukan kesalahan”

    Ketika pecundang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Itu bukan kesalahan saya”

    Pemenang membuat komitmen-komitmen

    Pecundang membuat janji-janji

    Pemenang memilih seperti yang ia ingin lakukan

    Pecundang memilih sesuai pilihan orang banyak

    Pemenang membuat sesuatu terjadi

    Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

  • BWF

    bwf-logo1
  • Archives

  • Top Posts

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 5,029 other subscribers

Archive for March 12th, 2009

Kolom Hendri Kustian : Olimpiade Yunior dan Klub Djarum Kudus

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Oleh: Hendri Kustian
Kolumnis Bulutangkis MBI – Jakarta

(Bulutangkis.com) – Atlet-atlet yunior akan menghadapi tantangan baru. Sebuah pesta akbar antar atlet yunior terbaik dunia akan terjadi pada Youth Olympic Games 2010. Event multi cabang yang diterjemahkan sebagai Olimpiade Yunior akan menggelar edisi perdana di negeri tetangga Singapura. Diperkirakan lebih dari 3500 atlet dari 205 negara akan menjadi peserta.

Bulutangkis sebagai cabang yang dipertandingkan pada olimpiade 2012 di London berhak menjadi salah satu cabang peserta Olimpiade Yunior. Tetapi dalam olimpiade yunior hanya dua nomor yang memperebutkan medali yaitu tunggal putra dan tunggal putri. Peserta masing-masing nomor akan diisi oleh 32 atlet yang lolos kualifikasi. Pemain yang bisa berlaga pada cabang bulutangkis dibatasi atlet kelahiran 1 Januari 1992 sampai 31 Desember 1993. Kualifikasi sendiri dihasilkan dari hasil turnamen continental untuk masing-masing benua dan kejuaraan dunia yunior.

Bagi Indonesia perebutan tempat mulai dari Kejuaraan Yunior Asia 2010. Pada turnamen ini peringkat terbaik masing-masing negara otomatis lolos dengan catatan untuk Asia dibatasi lima pemain terbaik. Peluang berikutnya untuk meloloskan pemain melalui kejuaraan dunia Yunior 2010. Pada kejuaraan dunia yunior ini, setiap negara berpeluang memperoleh jatah maksimal 2 pemain per nomor untuk setiap negara dengan catatan kedua pemain tersebut berhasil masuk peringkat 1 sampai 7.

Indonesia sebagai negara besar dalam bulutangkis tentu berharap meraih medali pada cabang ini. Apalagi Indonesia merupakan satu-satunya negara yang selalu meraih medali emas bulutangkis sejak cabang ini resmi dipertandingkan Olimpiade Barcelona 1992. Dengan kebesaran nama-nya itu sudah sepantasnya Indonesia menjejakkan tradisi emas pada Olimpiade Yunior. Namun untuk mencapainya bukanlah seperti membalikkan telapak tangan. Sudah 16 tahun lamanya, pemain Indonesia tidak pernah lagi meraih gelar juara dunia yunior. Terakhir Indonesia meraihnya pada tahun 1992 melalui Kristin Yunita (tunggal putri) dan Santoso/ Kusno (ganda putra).

Pada penyelenggaraan terakhir tahun lalu, hasil terbaik pemain Indonesia hanya sebagai semifinalis ganda putri melalui pasangan Aneke Feinya/ Annisa Wahyuni. Sementara itu pada ajang kejuaraan yunior Asia sepanjang 10 tahun terakhir, hanya empat gelar yang diboyong ke bumi pertiwi. Empat gelar tersebut dipersembahkan Hendry Saputra/ Enny Erlangga (ganda campuran, 1999), Ardiansyah (tunggal putra, 2001), Markis Kido/ Lilyana Natsir (ganda campuran, 2002) dan Dilli Puspita Richi/ Debby Susanto (ganda putri 2007). Sedangkan pada gelaran terakhir 2008, Indonesia mencatat prestasi menyedihkan karena tidak satu-pun pemainnya mampu menembus babak perempat final.

Prestasi yang kurang mentereng dari pemain-pemain yunior Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cukup menyedihkan. PBSI memang sudah mencanangkan pelatnas Pratama di Magelang untuk menggemleng pemain menghadapi Olimpiade Yunior, akan tetapi belum terdengar realisasinya. Pada sisi lain klub Djarum Kudus yang sangat memperhatikan prestasi pebulutangkis Indonesia, telah membawa pemainnya berlaga dalam turnamen yunior di Eropa. Dua ajang diikuti pada awal Maret ini yaitu Yunior Dutch Open dan Yunior German Open. Pada ajang yang pertama Djarum membawa pulang dua gelar juara melalui Muhammad Ulinuha/ Gerry Angriawan (ganda putra) dan Muhammad Ulinuha/ Jenna Gozali (ganda campuran). Kemudian Muhammad Ulinuha/ Gerry Angriawan melengkapinya dengan gelar ganda putra Yunior German Open.

Keikutsertaan Djarum pada laga Eropa sangat bernilai positif bagi pemain-pemain muda menimbah pengalaman bertanding. Akan tetapi bila dihubungkan dengan Olimpiade Yunior maka Klub Djarum perlu mengikutkan pemain-pemain yang punya peluang pada event tersebut. Memang PB Djarum mengikut sertakan dua pemain tunggal putri dan tiga tunggal putra pada tur ini yaitu Risca Meisiani, Ayu Wanda Wulandari, Kho Hnedriko Wibowo, Arif Gifar Ramadhan dan Riyanto Subagja. Namun hanya Risca dan Riyanto yang memenuhi persyaratan tahun kelahiran yang dapat berlaga di Olimpiade yunior (tahun lahir 1992-1993). Kho dan Arif kelahiran tahun 1994, sedangkan Ayu kelahiran tahun 1991. Prestasi Riyanto sendiri pada dutch open sampai babak 1/4 final setelah kalah dari Iskandar Zulkarnain Zainuddin (MAS) 21-17 16-21 11-21 dan babak 1/8 final german open setelah takluk dari Ji Wook Kang (KOR) 18-21 13-21. Sedangkan Risca di tunggal putri dihentikan di babak ketiga Yunior Dutch Open oleh Lianne Tan (BEL) 18-21 20-22 dan babak pertama Yunior German Open oleh So Hee Lee (KOR) 16-21 21-12 17-21.

Berdasarkan catatan prestasi tersebut masih diperlukan kerja keras bagi klub Djarum khususnya maupun PBSI secara keseluruhan untuk meningkat kemampuan atletnya dalam menghadapi Olimpiade Yunior ini. Klub Djarum sebagai gudangnya pemain yunior diharapkan dapat menjadi pelopor. Meskipun kualifikasi sendiri baru digelar tahun depan tetapi pemain-pemain yunior Indonesia harus menempa pengalaman internasional agar kemudian bisa diandalkan untuk lolos ke Olimpiade Yunior sekaligus mempersembahkan medali dalam even tersebut.

(Hendri Kustian, hendri_kustian@yahoo.com)

Posted in Berita | Leave a Comment »

WILSON SWISS OPEN : DUA GANDA PUTRA LANGSUNG TERSINGKIR

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Jakarta, 12/3 (Sports.Roll) – Dua ganda putra pelatnas langsung tersingkir ketika turnamen Swiss Terbuka Super Series baru dimulai, setelah pasangan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama dan Bona Septano/Muhammad Ahsan gagal mengatasi lawan-lawan mereka.

Pada pertandingan babak pertama di St.Jakobshalle, Basel, Rabu malam (Kamis dinihari WIB), pasangan Bona/Ahsan yang pekan lalu tersingkir di perempatfinal All England, menyerah pada pasangan China Guo Zhendonng/Xu Chen 14-21, 14-21.

Sedangkan pasangan Rian/Yonatan kembali mengulang kegagalan pekan lalu di Birmingham, dengan tersingkir pada pertandingan pertama. Kali ini pasangan tersebut disingkirkan ganda Jepang non unggulan Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno dua game langsung 18-21, 18-21.

Sementara pasangan putri Greysia Polii/Nitya Krishinda maju ke putaran kedua dengan mengalahkan ganda tuan rumah Swiss Monika Fischer/Marion Gruber 21-13, 21-10, menyusul keberhasilan ganda putri lainnya Shendy Puspa/Meiliana Jauhari yang sudah lolos lebih dulu.

Jika PB PBSI benar-benar akan menjalankan rencananya tidak akan mengirim pemain ambil bagian dalam turnamen selama 1,5 bulan untuk total berlatih bagi mereka yang tidak mencapai target pada dua turnamen, berarti akan banyak pemain yang harus menjalaninya menyusul hasil dua turnamen, All England dan Swiss Terbuka yang tidak memenuhi target.

Sebelum pemain berangkat ke All England, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh mengatakan sanksi retraining (berlatih kembali) selama 1,5 bulan bagi pemain yang gagal mencapai target dalam dua turnamen berturut-turut akan mulai diberlakukan pada All England dan Swiss.

Target bagi pemain yang berangkat ke dua turnamen Eropa itu adalah minimal perempatfinal.

“Jadi kalau pemain kena retraining berarti mereka tidak bisa ikut Kejuaraan Asia (7-12 April),” ujar Lius saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Rabu (11/3).

Sementara itu, pemain-pemain non pelatnas meraih kemenangan pertama mereka dengan Taufik Hidayat dan dua ganda putra melangkah ke babak berikutnya.

Unggulan ketujuh Taufik Hidayat, yang mencapai semifinal All England pekan lalu, maju ke babak 16 besar setelah mengatasi pemain Finlandia Ville Lang 21-18, 21-10, untuk bertemu pemain China Gong Weijie.

Adapun pasangan Alvent Yulianto/Hendra AG memperbaiki hasil pekan lalu saat mereka tidak lolos babak kualifikasi All England, dengan membukukan kemenangan awal di Swiss 21-12, 21-14 atas pasangan Jerman Peter Kasbauer/Roman Spitko.

Mereka selanjutnya bertemu unggulan kelima sekaligus juara Jerman Terbuka Lee Yong Dae/Shin Baek Cheol dalam perebutan tempat di delapan besar.

Pasangan Candra Wijaya/Joko Riyadi yang pekan lalu juga terhenti pada babak pertama, kali ini berhasil melangkah ke babak kedua dengan kemenangan 21-10, 21-16 atas Adam Cwalina/Wojciech Szkudlarczyk dari Polandia.

Selanjutnya mereka akan menghadapi unggulan kedua dari Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong yang menyisihkan rekan senegara mereka Gan Teik Chai/Tan Bin Shen untuk maju ke babak kedua dengan kemenangan 21-18,21-15.

Pertandingan babak 16 besar akan digelar Kamis, mulai pukul 12.00 waktu setempat (sekitar pukul 18.00 WIB)

Posted in Berita, Kejuaraan | Leave a Comment »

PEMAIN (PELATNAS) TUNGGAL INDONESIA TIDAK TERSISA DI 16-BESAR SWISS

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Jakarta, 11/3 (Sports.Roll) – Pemain tunggal pelatnas Indonesia tidak tersisa saat turnamen Super Series Swiss Terbuka mencapai babak 16 besar, setelah tiga pemain seluruhnya tersingkir pada babak pertama, Rabu.

Pemain tunggal putra Simon Santoso untuk keduakalinya berturut-turut tersingkir pada putaran pertama setelah kalah dari pemain veteran Malaysia Wong Choong Hann 12-21, 21-14, 19-21.

Pekan lalu di All England, Simon juga langung kalah pada pertandingan pertamanya saat ditumbangkan pemain Denmark Peter Gade.

Pemain tunggal putri Adriyanti Firdasari semula seperti akan meraih kemenangan dua game langsung ketika memimpin 21-17 serta berhasil menyamakan kedudukan 18-18 dan memperkecil ketinggalan menjadi 19-20 pada game kedua.

Namun pebulutangkis peringkat 23 dunia itu kehilangan game kedua 19-21 dan juga game penentuan 12-21 dari unggulan keempat Pi Hongyan asal Prancis, sehingga tersingkir di putaran pertama Swiss Terbuka.

Kegagalan juga dialami tunggal putri Pia Zebadiah yang kalah dua game langsung dari pemain non unggulan asal Jepang Megumi Taruno 151-21, 15-21.

Pekan lalu di All England, Firdasari tersingkir di babak 16 besar saat dikalahkan unggulan kelima asal China Xie Xinfang. Sedangkan bagi Pia, kekalahan di babak pertama Swiss merupakan yang kedua berturut-turut setelah keluar pada babak yang sama di All England.

Menurut catatan situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) hasil yang dicapai Pia sejak Jepang Terbuka Super Series September tahun lalu tidak pernah lebih baik dari babak 16 besar atau babak kedua.

Keberhasilan diraih ganda putri unggulan delapan Shendy Puspa/Meiliana Jauhari yang lolos ke babak 16 besar dengan mengalahkan pasangan Jerman Sandra Marinelo/Birgit Overzier 21-16, 21-14 hanya dalam waktu 27 menit.

Mereka akan menghadapi ganda Korea Jang Ye Na/Kim Mi Young untuk memperebutkan tempat di babak perempatfinal.

Posted in Berita, Kejuaraan | Leave a Comment »

HASIL ALL ENGLAND CERMIN KEKUATAN DI PIALA SUDIRMAN

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Jakarta, 11/3 (Sports.Roll) – Pada turnamen All England pekan lalu, Indonesia kembali tanpa gelar, kondisi yang sudah berlangsung sejak 2003 ketika pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto mempersembahkan gelar juara terakhir bagi Merah Putih.

Bahkan pemain di bawah Merah Putih yang berhasil mencapai semifinal adalah Taufik Hidayat dan Flandy Limpele –yang berpasangan dengan pemain Rusia Anastasia Russkikh– yang sudah berada di luar Pelatnas.

Sedang hasil terbaik yang diraih anak-anak Pelatnas Cipayung adalah terhenti di perempatfinal seperti yang terjadi pada unggulan pertama ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir, pasangan Devin Lahardi/Lita Nurlita, dan Bona Septano/Muhammad Ahsan.

Lebih menyakitkan lagi, kelima gelar dalam turnamen yang sudah diselenggarakan sejak 1899 itu, disapu bersih oleh China, negara bulutangkis terkuat di dunia.

Melihat kenyataan tersebut, satu-satunya tunggal putri Indonesia yang pernah menjadi juara All England mengaku prihatin.

“Bagi setiap pemain bulutangkis, All England adalah satu cita-cita untuk suatu saat bisa menjuarainya, sehingga kalau melihat hasil kemarin, sedih, Indonesia tidak mendapat apa-apa, bahkan masuk final pun tidak,” ujar Susy Susanti yang menjadi juara All England pada 1990-1991 dan 1993-1994, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Susy memperkirakan masalah regenerasi yang kurang baik menjadi penyebab mandegnya prestasi bulutangkis di Tanah Air.

“Ini pekerjaan rumah bagi PBSI untuk melakukan regenerasi pemain dengan cepat, namun semua itu tidak bisa diperoleh secara instan, perlu pengorbanan dan dana yang tidak sedikit,” katanya.

“Karenanya pemerintah seharusnya ikut berperan melakukan pembinaan, jangan hanya bisa menuntut prestasi tetapi tidak mau membina. Kalau menanam pasti akan menuai hasilnya,” tambah istri mantan pebulutangkis nasional Alan Budikusuma itu.

Peta kekuatan

Susy juga mengatakan, apa yang terjadi selama sepekan di National Indoor Arena, Birmingham itu bisa mencerminkan peta kekuatan pada kejuaraan dunia beregu campuran, Piala Sudirman yang akan berlangsung di Guangzhou,China, 10-17 Mei.

“Pasti, karena di All England semua negara, semua pemain kumpul, jadi kita bisa melihat peta kekuatan masing-masing. Kita bisa lihat kemajuan negara lain dan kekurangan kita seperti apa,” paparnya.

China yang berhasil memenangi kelima nomor, di sisi lain, Indonesia yang bahkan mencapai final pun tidak, sementara negara-negara lain seperti Malaysia, Denmark dan Korea mengalami peningkatan pesat.

Dilihat dari masing-masing nomor, Susy yang tahun lalu berhasil membawa tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber, berkesimpulan bahwa untuk saat ini, satu-satunya nomor yang bisa diandalkan adalah ganda campuran melalui pasangan nomor satu dunia Nova Widianto/Lilliyana Natsir.

Untuk tunggal putra, Susy mengakui Taufik masih yang terbaik, namun karena sudah di luar tim nasional ia tidak tahu apakah juara Olimpiade Athena itu akan dipasang atau tidak.

Adapun Sony Dwi Kuncoro, katanya, sedang mengalami peningkatan, namun sering cedera seperti yang dialaminya saat ini, cedera pinggang memaksanya mundur dari babak kedua All England dan absen di Swiss Super Series. Sedang Simon Santoso dinilainya masih belum konsisten.

Andalan tunggal putri, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing, Maria Kristin juga sedang terganggu cedera lutut kanan yang membuatnya absen di All England dan Swiss. Begitu pula andalan ganda putra, juara Olimpiade Markis Kido/Hendra Setiawan yang masih terkendala cedera lutut kiri Kido.

Padahal All England dan Swiss adalah dua turnamen Super Series terakhir sebelum Piala Sudirman digelar.

“Ganda putri apalagi, kosong banget. Dulu kita punya Vita Marissa/Liliyana Natsir tetapi sekarang tumpuan harapan hanya pada Greysia Polii/Nitya Krishinda yang masih perlu jam terbang dan penyesuaian karena belum lama berpasangan,” katanya.

Sementara beberapa pemain lain seperti Tommy Sugiarto, Adriyanti Firdasari, Pia Zebadiah, pasangan Bona Septano/Muhammad Ahsan dan Shendy Puspa/Meiliana Jauhari, Susy mengatakan mereka masih belum teruji dan membutuhkan jam terbang lebih banyak.

“Di lihat dari hasil kemarin, masih cukup jauh bagi mereka untuk mengemban tanggung jawab besar bermain dalam kejuaraan beregu yang menuntut setiap pemain harus menang, tidak bisa coba-coba karena akan mempengaruhi anggota tim lainnya. Tetapi tetap masih ada peluang,” ujarnya.

Posted in Berita | Leave a Comment »

Hasil Babak Kualifikasi Swiss Super Series 2009.

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Setelah palaksanaan All England 2009 selesai dilaksanakan, kini seluruh mata pecinta bulu tangkis dunia, tertuju pada pagelaran akbar super series lainnya, yakni Wilson Swiss Super Series. Turnamen ini juga tidak kalah menariknya, karena masih merupakan rangkaian penyelenggaraan Super Series 2009. Adapun Hasil babak kualifikasi Swiss Super series 2009 untuk masuk ke babak utama adalah sebagai berikut.

Tunggal putra.

Di bagian tunggal putra, ada 4 pemain yang berhak maju ke babak utama. Mereka adalah.
Hong Ji Hoon (Korea)
Gong Weijie (China)
Kestutis Navickas (Lithuania)
Anup Sridhar (India)

Tunggal putri.

Di bagian tunggal putri, 4 pemain yang berhasil melangkah ke babak utama adalah.
Maja Tvrdy (Slovakia)
Kati Tolmoff (Estonia)
Nanna Brosolat Jensen (Denmark)
Cheng Shao Chieh (China Taipei)

Ganda Putra.

Di bagian ganda putra, 4 pasangan yang berhasil melaju ke babak utama adalah.
Christian Boesiger-Anthony Dumartheray (Swiss)
Xu Chen-Guo Zhendong (China)
He Hanbin-Sun Junjie (China)
Alvent Yulianto Chandra-Hendra Aprida Gunawan (Indonesia)

Ganda Putri.

Di bagian ganda putri, hanya 3 pasangan yang lolos ke babak utama, mereka adalah.
Sabrina Angehrn-Claudia Vogelsang (Swiss-Jerman)
Monika Fischer-Marion Gruber (Swiss)
Sanya Herzig-Tenzin Pelling (Swiss)

Ganda Campuran.

Di bagian ganda campuran, pasangan yang berhasil ke babak utama adalah.
Vitalij Durkin-Valeri Sorokina (Rusia)
Rohanda Agung-Cynthia Tuwankotta (Swiss)
Alexandr Nikolaenko-Nina Vislova (Rusia)
Lee Sheng Mu-Cheng Shao Chieh (China Taipei)

Posted in Berita, Kejuaraan | Leave a Comment »

Wilson Badminton Swiss Open 2009 (WBSO 09) Dimulai

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 12, 2009


Pertempuran sesama team dan kejadian lucu mewarnai WBSO

(Bulutangkis.com) – Pertandingan WBSO 2009 yang resmi telah dimulai hari Selasa jam 13.00 (waktu Basel) dengan pertempuran antara sesama team tuan rumah. Pemain asal Indonesia Agung Ruhanda yang bermain ganda campuran dengan Cynthia Tuwankotta di lapangan 2 telah berhasil membuka lembaran kemenangan pertama dalam babak pertama kualifikasi group 2.

Untuk bisa lolos dalam group 2 ini, pasangan Agung Ruhanda/ Cynthia Tuwankotta sudah ditunggu oleh pasangan tuan rumah yang lain yaitu A.Dumartheray/ S.Jaquet yang mendapat bye. Sedangkan di lapangan 4 ada pasangan ganda campuran Swiss lainnya yaitu pasangan C.Heiniger/ S.Herzig. Pertarungan antar sesama team ini akan diselenggarakan pada jam 19.00 dan tentunya menjadi tontonan yang ditunggu-tunggu oleh para supporter lokal.

A.Yulianto/ H.A.Gunawan berhasil membekuk pemain gado-gado Jerman-Swiss C.Hueckstaedt/ M.Sphueler pada babak kualifikasi putaran pertama dengan angka telak 21-13 dan 21-9 dengan catatan waktu 20 menit. Team Indonesia tidak nampak menguras tenaga dan mungkin pertarungan awal ini sebagai pemanasan. Saya sendiri sempat menanyakan langsung kepada pasangan Swiss yang dikalahkan A.Yulianto/ H.A.Gunawan. Mereka terus terang sudah merasakan tekanan, karena permainan ganda Indonesia itu bermain dengan sangat cepat. Selanjutnya A.Yulianto/ H.A.Gunawan akan berhadapan dengan pemain tangguh Thailand S.Anugritayawon/ S.Prapakamol yang berhasil mengalahkan A.Ruhanda/ T.Gustaman dengan dua set langsung.

Sedangkan pemain berbendera Swiss asal Indonesia-Malaysia Y.Hogianto/ H.Shaharudin sukses membekuk pemain Swiss O.Andrey/ C.Heiniger dan selanjutnya mereka ditunggu pemain China Z.Guo/ C.Xu yang meraih sukses mengalahkan pemain Jerman M.Niesner/ T.Zander.

Babak kualifikasi berakhir dengan kejadian lucu
Tepat jam 19.00, A.Ruhanda/ C.Tuwankotta melanjutkan perjuangan mereka untuk bisa merebut ticket babak kualifikasi. Sungguh permainan yang sangat apik dan antisipasi yang sangat bagus, akhirnya A.Ruhanda/ C.Tuwankotta berhasil meraih tiket tersebut dan besok jam 10.20 (Rabu), akan melawan B.Careme/ L.Choinet.

Babak kualifikasi Alvent Yulianto Chandra/ Hendra Aprida Gunawan

Pasangan Indonesia yang harus melalui babak kualifikasi Alvent Yulianto Chandra/ Hendra Aprida Gunawan nampak sedang berjalan menuju lapangan pertandingan. Nampak akrab antara pasangan Indonesia dengan pasangan Thailand yang akan melawan satu sama lain. Suatu isi percakapan yang tidak bisa saya tangkap karena jarak yang tidak begitu dekat dan akhirnya mereka saling unjuk kebolehan dalam lapangan.

Pada set pertama, team pasangan Indonesia nampak tidak bisa lepas dari tekanan pasangan Thailand. Adu smash dan defence benar-benar kerap terjadi. Skor kemenangan set pertama untuk Indonesia diraih dengan kurasan keringat dan tenaga yang sangat luar biasa. Angka tipis 22-20 untuk kemenangan team Indonesia.

Pada set kedua, keadaan justru berbalik. Indonesia berhasil menekan pasangan Thailand. Permainan net dengan bola-bola tipis dipertunjukkan oleh team Indonesia. Ternyata hal tersebut cukup mengendorkan nyali pasangan Thailand dan akhirnya pasangan Indonesia memegang kendali sekaligus mengantongi tiket kemenangan babak kualifikasi group 4 setelah menggulung pasangan Thailand yaitu S.Anugritayawon/ S.Prapakamol dengan angka 21-12. Besok pasangan Indonesia akan ditantang oleh pasangan Jerman P.Kasbauer/ R.Spitko.

Sedang pasangan Swiss Y.Hogianto/ H.Shaharudin kalah melawan pasangan China dua set langsung 21-7 dan 21-15. Kejadian lucu terjadi saat raket pasangan Swiss saling berbenturan yang menyebabkan kepala raket Hogianto bengkok. Dengan cekatan Hogianto meraih racket cadangan yang ada di tas badmintonnya. Apa yang terjadi?

Hogi dengan bangga meraih raket yang ada di tasnya. Para penonton tertawa terbahak-bahak karena Hogianto salah mengambil racket. Pasangan Hogianto pun terkekeh-kekeh sambil menunjuk racket di tangan Hogianto. Dia baru sadar bahwa racket yang diraih ternyata racket Squash. Bisa terbayang bagaimana lucunya.

Posted in Berita, Kejuaraan | Leave a Comment »