SEJAHTERA BADMINTON

BERSAMA MEMBANGUN BULUTANGKIS INDONESIA

  • Meta

  • TIRTA SPORT ONLINE SHOP

    Promo Tirta
  • WIDE SCREEN FORMATED

    May 2010
    M T W T F S S
     12
    3456789
    10111213141516
    17181920212223
    24252627282930
    31  
  • JADILAH PEMENANG

    Pemenang selalu memiliki program

    Pecundang selalu memiliki alasan

    Ketika pemenang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Saya melakukan kesalahan”

    Ketika pecundang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Itu bukan kesalahan saya”

    Pemenang membuat komitmen-komitmen

    Pecundang membuat janji-janji

    Pemenang memilih seperti yang ia ingin lakukan

    Pecundang memilih sesuai pilihan orang banyak

    Pemenang membuat sesuatu terjadi

    Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

  • BWF

    bwf-logo1
  • Archives

  • Top Posts

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 5,029 other subscribers

Archive for May 17th, 2010

Taufik : Segera Regenerasi !

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 17, 2010


SINGAPURA, Kompas.com – Taufik Hidayat sudah berusaha keras mencurahkan segala kekuatannya untuk menyumbang poin bagi tim Piala Thomas Indonesia, saat melawan Lin Dan, Minggu (16/5/10), di final. Tetapi, tunggal utama Indonesia ini tetap gagal, sehingga tim Merah Putih akhirnya harus gigit jari lagi dalam usahanya merebut trofi turnamen bulu tangkis beregu putra tersebut, karena menyerah 0-3.

Taufik yang sekarang berusia 29 tahun sadar, sekarang bukan lagi masa jayanya. Mantan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini mengatakan, seandainya pertemuannya dengan Lin Dan tersebut terjadi saat kondisinya sedang berada di puncak, maka dia pasti bisa merebut poin pertama bagi Indonesia.

Ya, dalam duel yang kurang dari satu jam itu, Taufik terlihat sangat kesulitan untuk merebut poin dari Lin Dan. Pada set pertama, Taufik sama sekali tidak berdaya sehingga menyerah dengan skor telak 7-21. Di set kedua, Taufik berusaha lebih agresif, tetapi dia lagi-lagi tak mampu meruntuhkan Lin Dan, sehingga kembali menyerah 14-21.

“Saya menyesal dengan kekalahan ini, tetapi harus diakui, teknik dan kondisi fisik Lin Dan lebih baik. Saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk meladeninya, tetapi sangat sulit,” ungkap Taufik.

Di balik kekalahannya, Taufik punya harapan yang sangat besar agar Indonesia segera melakukan pembenahan untuk regenerasi. Dia berharap, dalam waktu dekat sudah muncul pemain-pemain baru yang masih muda, untuk menggantikan posisinya.

“Sekarang saya tetap jadi tunggal pertama di Piala Thomas keenamku. Pasti ada sesuatu yang salah dengan perkembangan para pemain muda,” tegas mantan juara dunia 2005 tersebut.

“(Dalam debutku pada tahun 2000) kami kesulitan menentukan nama untuk mengisi line-up, karena kami memiliki terlalu banyak pemain bagus. Tetapi sekarang, kami tidak memiliki pilihan.

“Saya berharap, ini akan menjadi penampilan terakhirku di Piala Thomas.”

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Wow ! Sirnas Jakarta Bikin Rekor

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 17, 2010


JAKARTA, Kompas.com – Turnamen Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulu Tangkis yang ke 4 di tahun 2010 akan digelar pada tanggal 18 hingga 23 Mei mendatang di Jakarta.

Turnamen ini akan menggunakan dua GOR, yaitu GOR Asia Afrika Gelora Bung Karno dan GOR Pelita Bakrie Duri Kosambi, Jakarta. Digunakannya dua GOR ini karena membanjirnya jumlah peserta.

Tercatat, ada 2.126 partai dari 2.049 pemain yang mendaftar kejuaraan yang menyediakan hadiah Rp 200 juta tersebut. Ada 165 klub dari 20 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari tiga sirnas yang sudah digelar, Djarum Sirnas Balikpapan hanya mempertandingkan 922 partai, Manado menampilkan 666 partai, dan Pekanbaru 689.

Berarti, hal ini merupakan rekor partai terbanyak dalam sirnas yang sudah digelar selama ini. Untuk mempertandingkan ribuan partai itu, panitia memakai 15 lapangan pertandingan dan digelar selama enam hari.

“Ini rekor baru. Ini berarti gereget sirnas begitu kuat. Jakarta memang merupakan pusatnya klub, banyak sekali klub yang berada di sini. Ini sangat positif bagi perkembangan bulu tangkis. Para pemain tentu ingin menambah poin mereka dengan mengikuti sirnas,” ungkap Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Mimi Irawan.

Kejuaraan yang merupakan satu dari sembilan rangkaian sirnas tersebut memainkan kelompok anak-anak, pemula, remaja, taruna, dan dewasa. Lima nomor dari masing-masing kelompok akan dipertandingkan. GOR Pelita Bakrie akan digunakan untuk kelompok anak-anak dan pemula, sedangkan untuk kelompok lainnya bertanding di GOR Bulu Tangkis Gelora Bung Karno Senayan.

Kelompok veteran hanya mempertandingkan nomor ganda, dengan syarat total usia kedua pemain harus mencapai 100 tahun per pasang, dengan usia minimal 45 tahun.

Menariknya lagi, ujar Mimi, para pemain Pelatnas Pratama juga akan tampil. Selain itu, meskipun bersifat nasional, kejuaraan ini akan diikuti para pemain dari luar negeri, antara lain dari India, Singapura, Wales, dan Amerika Serikat.

Perwakilan sponsor utama Djarum, Roland Halim mengatakan, pihaknya gembira sekali melihat antusias para pemain Indonesia dalam sirnas kali ini. Ini sungguh luar biasa. Baru pertama kali ada turnaman yang mempertandingan lebih dari 2.000 partai. Ini berarti Djarum Sirnas sudah mendapat tempat di para pemain, kata Roland.

Roland berharap, antusias yang begitu tinggi itu akan diikuti daerah-daerah lain yang akan menjadi tuan rumah, seperti Bandung, Tegal, Bali, dan Medan. Turnamen ini tidak saja mencari juara, tetapi juga mencari bibit-bibit baru pemain bulu tangkis masa mendatang. Semakin banyak pemain yang ikut, semakin banyak pula peluang mendapatkan pemain hebat, tambahnya.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Orang Indonesia di Belakang Lin Dan

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 17, 2010


JAKARTA, KOMPAS.com — Di belakang penampilan gemilang tunggal utama China, Lin Dan, ternyata ada pelatih besar kelahiran Indonesia.

Pada ajang Piala Thomas di Bukit Jalil, Malaysia, 9-16 Mei lalu, Lin Dan tampil begitu perkasa. Ia melalap pemain dari negara lain, termasuk pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, dan pemain utama Indonesia, Taufik Hidayat, pada babak final.

Setiap kali Lin Dan bertanding, di tepi lapangan duduk pelatihnya, seorang yang sudah uzur. Namun, bagi para pemain bulu tangkis dari China dan Indonesia yang mengenalnya, orang tua itu dikenal sebagai seorang tua yang banyak ilmunya. Seorang locianpwe, kalau menggunakan istilah penulis cerita silat masa lalu, Kho Ping Hoo.

Orang tua itu, Tang Hsien Hu, Tang Xianhu, atau Tong Sinfu, merupakan seorang yang sangat dihormati Lin Dan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini selalu mengatakan, semua kemenangannya hanya dipersembahkan buat Tang atau Tong.

“Dia memang pelatih saya, tetapi saya memandangnya sebagai kong-kong, kakek saya. Ia seorang pelatih yang bertanggung jawab dan saya beruntung memilikinya. Ia tidak hanya membimbing saya dari segi teknik, tetapi juga dalam nilai-nilai kehidupan,” kata Lin Dan.

Kehadiran Tang atau Tong di tepi lapangan saat Lin Dan menghadapi Taufik Hidayat pada partai pertama final Piala Thomas, Minggu (16/5/2010), sebenarnya merupakan psy war yang sangat dahsyat buat tim Indonesia. Tong memang lahir dan besar di Indonesia, tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. “Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Namun, orangtua saya memberi nama Tong Sin Fu,” katanya tahun lalu.

Kembali ke Tiongkok saat 1950-an, ia kembali ke Indonesia sebagai pelatih pada 1986. Pertama melatih di klub Pelita Jaya, Tong kemudian ditarik menangani pelatnas Cipayung. Di tangan dingin Tong atau yang kerap dipanggil “Oom Tong” oleh para pemain, lahir pemain-pemain yang kemudian membawa Indonesia mendominasi dunia bulu tangkis 1990-an, seperti Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata, Hariyanto Arbi, maupun para pemain putri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.

Oom Tong inilah yang ikut dalam proyek besar merebut medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang dipenuhi oleh Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Bahkan, Tong kemudian ikut membidani lahirnya generasi Hendrawan.

Namun, cerita Tong di Indonesia berakhir pada 1998 setelah permohonannya menjadi warga negara Indonesia ditolak. Ia kemudian kembali ke China dan kembali ditarik melatih timnas China. Di tangannya kemudian lahir generasi baru China, seperti Xia Xuanze hingga Lin Dan dan Xi Jinpeng.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Tim Indonesia Minta Maaf

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on May 17, 2010


KUALA LUMPUR, Kompas.com – Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto yang juga manajer tim Piala Thomas Indonesia meminta maaf atas kegagalan tim Indonesia membawa pulang piala bergengsi kejuaraan beregu putra tersebut.

“Kami minta maaf kepada seluruh pecinta bulu tangkis di Indonesia karena belum bisa membawa pulang Piala Thomas,” ujar Yacob setelah Indonesia kalah 0-3 dari China pada final Piala Thomas di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.

Meski kalah, Yacob mengaku puas dengan penampilan pemain Indonesia karena kemenangan China tidak diperoleh dengan mudah. “Saya lihat sendiri pemain China tidak mudah meraih poin bahkan harus meraih kemenangan melalui rubber game,” tambahnya.

Ditanya apakah kekalahan tersebut disebabkan karena Sony Dwi Kuncoro tidak tampil, Yacob memastikan bahwa main tidaknya Sony tidak terlalu berpengaruh.”Saya rasa ada tidaknya Sony kekuatan tim akan sama. Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada, dan akan diteliti apa yang menjadi penyebab sakitnya, itu prioritas kami,” paparnya.

Sempurna

Sementara itu manajer tim China Li Yongbo menilai keberhasilan mereka memenangkan Piala Thomas keempat kalinya berturut-turut adalah sesuatu yang sempurna. “Semua pemain dalam tim memberikan permainan yang terbaik,” kata Yongbo.

Soal keberhasilan ganda pertama mereka Fu Haifeng/Cai Yun, Yongbo mengatakan sejak kalah di Olimpiade Beijing pasangan tersebut melakukan persiapan yang cukup untuk menghadapi Piala Thomas. Selain itu, sebagai ganda veteran, pasangan itu mempunyai pengalaman untuk mengatasi tekanan.

Kemenangan tersebut membuat tim China memenangi Piala Thomas keempatkalinya berturut-turut sejak 2004.

Berikut ini hasil pertandingan final Piala Thomas antara Indonesia melawan China:

Indonesia v China 0-3

Tunggal pertama: Taufik Hidayat v Lin Dan 7-21, 14-21

Ganda pertama: Markis Kido/Hendra Setiawan v Fu Haifeng/Cai Yun 23-25, 21-16, 12-21

Tunggal kedua: Simon Santoso v Chen Jin 21-19, 17-21, 7-21

Ganda kedua: Nova Widianto/Alvent Yulianto v Guo Zhendong/Xu Chen (tidak dimainkan)

Tunggal ketiga: Dionysius Hayom Rumbaka v Bao Chunlai (tidak dimainkan)

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »