SEJAHTERA BADMINTON

BERSAMA MEMBANGUN BULUTANGKIS INDONESIA

  • Meta

  • TIRTA SPORT ONLINE SHOP

    Promo Tirta
  • WIDE SCREEN FORMATED

    March 2016
    M T W T F S S
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    28293031  
  • JADILAH PEMENANG

    Pemenang selalu memiliki program

    Pecundang selalu memiliki alasan

    Ketika pemenang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Saya melakukan kesalahan”

    Ketika pecundang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Itu bukan kesalahan saya”

    Pemenang membuat komitmen-komitmen

    Pecundang membuat janji-janji

    Pemenang memilih seperti yang ia ingin lakukan

    Pecundang memilih sesuai pilihan orang banyak

    Pemenang membuat sesuatu terjadi

    Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

  • BWF

    bwf-logo1
  • Archives

  • Top Posts

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 5,029 other subscribers

Archive for March 14th, 2016

Inilah Top 10 Peraih Gelar Superseries Terbanyak Sejak Pertama Kali Digelar per Tahun 2015

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 14, 2016


Sejak diselenggarakan tahun 2007, BWF superseries telah menyelenggarakan lebih dari 100 turnamen superseries dalam kurun 9 tahun, juga telah memperebutkan lebih dari 500 gelar juara superseries. Selama kurun waktu 9 tahun tersebut, siapakah pebulutangkis Indonesia dan Dunia yang berhasil memperoleh gelar terbanyak? berikut 10 besar pebulutangkis dunia dengan gelar superseries terbanyak sampai dengan penyelenggaraan Korea Open Supeseries 2015.

  1. Yu Yang CHN 40 gelar
    Yu Yang menempati posisi pertama dengan gelar superseries sebanyak 40 gelar, dengan rincian 34 dari sector ganda putri dan 6 dari sector ganda campuran. Gelar superseries ganda putrinya bahkan menempatkan dia sebagai pemuncak gelar superseries ganda putri terbanyak. Yu Yang pernah sangat perkasa pada tahun 2010 dan 2011, ditahun itu ia masing-masing menyabet 8 gelar superseries
  2. Zhao Yunlei CHN 39 gelar
    Ternyata di posisi kedua ditempati juga oleh Zhao Zhunlei, melihat produktivitasnya yang begitu tinggi di 2 nomor, yakni ganda campuran dan ganda putri, bukan tidak mungkin ia akan segera melengserkan Yu Yang di puncak raihan gelar super series. 39 gelar superseries Zhao Zhunlei diperoleh dari 25 nomor ganda campuran dan 14 di ganda putri, Memenangi 25 gelar superseries di ganda campuran menjadikan Zhao Zhunlei beserta pasangannya Zhang Nan sebagai pemuncak gelar di nomor ganda campuran
  3. Lee Chong Wei MAS 38 gelar
    Diposisi ketiga ada sang raja superseries dari Malaysia, dato Lee Chong Wei, sungguh luar biasa karena 38 gelar superseriesnya diraih di satu nomor yakni tunggal putra. Pesaingnya Lin Dan dan Chen Long hanya memiliki gelar superseries tidak lebih dari separuh gelar yang dimiliki Lee Chong Wei. Ke 38 gelar superseries Lee Chong Wei diperoleh secara konsisten sejak tahun 2007. Ia juga memperoleh gelar terbanyak di rumahnya dengan menjuarai 7 gelar Malaysia Open, disusul dengan gelar Indonesia Open dan Japan Open sebanyak masing-masing 5 kali. Walaupun gelar superseriesnya sangat banyak, namun Lee belum pernah memenangi gelar di China Open dan Australia Open.
  4. Lee Yong Dae KOR 38 gelar
    Masih di posisi 3 ada Lee Yong Dae, terpaut sangat tipis dengan posisi 1 dan 2, juga bukan tidak mungkin bahwa ia bakal menggeser posisi-posisi yang kini berada diatasnya. 38 gelar superseries Lee Yong Dae diperoleh dari nomor ganda putra sebanyak 32 gelar dan nomor ganda campuran sebanyak 6 gelar. Dengan 32 gelarnya di ganda putra, Lee Yong Dae menjadi peraih gelar superseries terbanyak di ganda putra
  5. Wang Xiaoli CHN 27 gelar
    Wang Xiaoli adalah runner up di posisi ganda putri, dari 27 total gelar superseries nya, 1 gelar diperoleh dari ganda campuran saat ia berpasangan dengan Tao Jiaming. Sebelum menjadi monster ganda putri bersama Yu Yang, Wang Xiaoli pernah menyabet beberapa gelar superseries bersama Ma Jin
  6. Zhang Nan CHN 27 gelar
    Bersama Zhao Zhunlei, Zhan nan menempati pucak raihan gelar superseries ganda campuran. 2 dari 27 gelar superseriesnya diperoleh dari ganda putra, 1 bersama Chai Bio dan 1 bersama Fu Haifeng.
  7. Ma Jin CHN 21 gelar
    Pesaing berat Zhao Zhunlei di ganda campuran ini memperoleh gelar superseriesnya 7 dari ganda putri dan 14 dari ganda campuran. Saking beratnya persaingan pemain ganda putri china, 7 gelar ganda putri yang diperoleh Ma Jin bahkan tidak memasukkannya ke dalam 5 besar pemain ganda putri China dengan gelar superseries terbanyak. Dari 21 gelar superseriesnya, hanya 10 yang diraih bersama Xu Chen.
  8. Wang Yihan CHN 20 gelar
    Wang Yihan adalah pemuncak gelar superseries di nomor tunggal putri. Ia mengumpulkan gelarnya mulai tahun 2008, Tahun 2009 dan 2011 merupakan tahun keemasannya, dimana ia masing-masing memperoleh 5 gelar di tahun tersebut. Japan Open merupakan gelar superseries terbanyaknya dengan 3 gelar. Gelar superseries yang belum diraihnya adalah India Open dan Australia Open.
  9. Lin Dan CHN 19 gelar
    Peraih 2 Emas Olimpiade Lin Dan ternyata hanya mampu menduduki peringkat 8 pengumpul gelar superseries terbanyak dan nomor 2 di nomor tunggal putra. Sebagai peringkat 2 peraih gelar superseries terbanyak di tunggal putra, posisinya juga terancam oleh teman senegaranya Chen Long yang hanya terpaut 1 gelar. Lin Dan konsisten meraih gelar superseries sejak tahun 2007, namun saat ia vakum di tahun 2013 usai memenangi olimpiade London, ia tidak memenangi 1 gelar superseries pun di tahun 2013. Gelar superseris Lin Dan belum lengkap dengan belum menjuarai Indonesia Open, Malaysia Open, Singapore Open, dan India
  10. Jung Jae Sung KOR 18 gelar
    Posisi 1-8 ditempati oleh pebulutangkis yang masih aktif, dan inilah satu-satunya pebulutangkis yang sudah gantung raket namun masih mencatatkan namanya di 10 besar peraih gelar superseries terbanyak. Seluruh gelar superseries Jung diraih bersama Lee Yong Dae pada periode 2007-2012
  11. Liliyana Natsir INA 18 gelar
    Inilah pemain Indonesia dengan gelar superseries terbanyak, Liliyana Natsir menempati posisi 9 secara keseluruhan dan nomor 2 di sector ganda campuran. Bersama Nova Widianto Liliyana meraih 5 gelar sementara bersama Tontowi Ahmad, Liliyana meraih 11 gelar. 2 Gelar lainnya diraih bersama Vita marissa di nomor ganda putri. Gelar terbanyak Liliyana Natsir adalah Singapore open 4 gelar, disusul India Open dan All England sebanyak 3 gelar. Di nomor ganda putri Liliyana Natsir berhasil menjuarai China Master dan Indonesia Open.
  12. Chen Long CHN 18 gelar
    Masih di posisi 8 ada Chen Long, Chen kini berusia 26 tahun masih mungkin untuk menambah gelarnya di turnamen-turnamen mendatang, dengan 18 gelarnya ia berhasil menduduki peringkat 3 di kategori tunggal putra. Gelar terbanyaknya diperoleh di China Open dan Denmark Open masing-masing dengan 3 gelar. Turnamen yang belum dijuarai oleh Chen adalah Indonesia Open, India Open, Singapore Open, dan France Open
  13. Hendra Setiawan INA 17 gelar
    Indonesia menempatkan 1 lagi wakilnya di 10 besar pemain dengan gelar superseries terbanyak. Hendra Setiawan memenangi 17 gelar superseries. 8 Gelar dengan Markis Kido dan & Gelar dengan Mohammad Ahsan. Hendra meraih gelar terbanyak di Malaysia Open sebanyak 3 gelar, sementara superseries yang belum dijuarai adalah Australia Open, India Open dan Korea Open. Dengan 17 gelarnya, Hendra menempati posisi 3 di kategori ganda putra di bawah Lee Yong Dae dan Jung Jae Sung.
  14. Cai Yun, Fu Haifeng, Tian Qing CHN, masing-masing dengan 15 gelar

source : ibadf.com

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Sejarah bagi Rusia, Ivanov/Sozonov Juara All England

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 14, 2016


20160313_1838_AllEngland2016_YN__3553-568x492BIRMINGHAM, KOMPAS.com – Pasangan ganda putra Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, mencatat sejarah dalam karier pribadi maupun negara mereka dengan menjadi juara All England 2016, Minggu (13/3/2016).

Ivanov/Sozonov merupakan satu-satunya pemain nonunggulan yang berhasil lolos ke final turnamen di Barclaycard Arena, Birmingham, tersebut. Mereka akhirnya menjadi pemain Rusia pertama yang bisa menjuarai All England.

Mereka juga membuat catatan luar biasa dalam perjalanan menuju final, termasuk mengalahkan unggulan ke-8 asal Denmark, Mads Conrad-Peterson/Mads Pieler Kodling, pada babak kedua.

Ivanov/Sozonov lalu mengalahkan pasangan China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan, pada babak perempat final.

Paling fantastis, mereka menundukkan unggulan pertama yang juga calon kuat juara, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) pada babak semifinal.

Bertemu Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa pada partai final, mereka lebih banyak menguasai permainan. Ivanov/Sozonov menjadi juara berkat kemenangan 21-23, 21-18, 21-16 dalam 1 jam 11 menit.

Mereka memimpin poin sejak awal gim perama, tetapi terkerjar lalu terlewati jelang akhir gim. Ivanov/Sozonov akhirnya kehilangan gim pertama.

Pada dua gim berikutnya, mereka tetap lebih dominan dan akhirnya memenangi pertandingan.

Gelar All England ini merupakan capaian fantastis bagi pasangan Rusia tersebut. Dari empat kali keikutsertaan sebelumnya (2012-2015), mereka selalu langsung tumbang pada babak pertama.

“Ketika masih di Rusia, saya sempat berkata ‘kali ini, jika bisa memenangi pertandingan babak pertama, kami akan juara’,” kata Sozonov dalam wawancara usai pertandingan.

Ivanov/Sozonov juga mengakui bahwa Endo/Hayakawa bermain baik pada laga final. Hasil ini membawa mereka unggul 4-3 dalam rekor pertemuan dengan pasangan Jepang tersebut.

“Hasil ini jadi lembaran baru bagi Rusia. Kami bangga bisa juara dan ini sulit untuk dipercaya,” aku Sozonov.

Dari lima kali bertanding hingga akhirnya meraih gelar juara All England 2016, Ivanov/Sozonov tiga kali bermain rubber game yakni pada babak final, semifinal, dan perempat final.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Setelah 38 Tahun, Ganda Putri Jepang Juara Lagi di All England

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 14, 2016


20160313_1407_AllEngland2016_BP__2458-639x492BIRMINGHAM, KOMPAS.com – Pasangan ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, mencatat sejarah baru dalam karier mereka dengan menjuarai All England 2016.

Matsutomo/Takahashi memastikan gelar perdana mereka di All England setelah menundukkan Tang Yuanting/Yu Yang (China) 21-10, 21-12 pada partai final di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu (13/3/2016).

Matstutomo/Takahashi merupakan pasangan ganda putri Jepang pertama yang menjuarai All England setelah Atsuko Tokusa/Mikiko Takada pada 1978 atau 38 tahun lalu.

Pada gim pertama final hari ini, persaingan ketat terjadi hingga 7-7. Setelah itu, Matsutomo/Takahashi terus melejit dan tak terkejar hingga gim berakhir.

Matsutomo/Takahashi sempat tertingal 1-3 pada awal gim kedua. Mereka segera mengejar, menyamakan posisi, dan berbalik unggul hingga 8-4.

Tang/Yu berhasil mendekat hingga 9-10, tetapi kemudian kembali tertinggal dan kali ini mereka tak mampu mengejar lagi. Matsutomo/Takahashi berhak atas gelar juara.

“Banyak pertandingan sulit pekan ini. Kami senang sekali pada akhirnya bisa menjadi juara,” kata Ayaka, dalam wawancara usai pertandingan.

Matsutomo/Takahashi juga berharap kemenangan ini akan bisa meningkatkan popularitas bulu tangkis di negaranya.

“Pelan, tetapi pasti, bulu tangkis akan semakin besar (di Jepang),” kata Matsutomo sambil tersipu.

Jepang punya kesempatan meraih tiga gelar pada All England 2016. Selain Matsutomo/Takahashi, mereka punya Nozomi Okuhara (tunggal putri) dan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (ganda putra) yang masih akan berjuang untuk mendapatkan gelar.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Tepat Berusia 21 Tahun, Nozomi Okuhara Juarai All England

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 14, 2016


0110194okuhara-1303780x390BIRMINGHAM, KOMPAS.com – Pemain tunggal putri Nozomi Okuhara menjadi pemain/pasangan Jepang kedua yang meraih gelar pada All England 2016 di Barclaycard Arena, Birmingham, 8-13 Maret.

Okuhara mendapatkan gelar pertamananya di All England setelah menundukkan Wang Shixian (China), 21-11, 16-21, 21-19, Minggu (13/3/2016).

Okuhara harus bermain 1 jam 39 menit untuk mendapatkan kemenangan tersebut. Dia bahkan lebih sering dalam posisi tertinggal pada gim ketiga atau penentuan.

Namun, dengan semangat pantang menyerah dan kerja keras, Okuhara akhirnya meraih gelar pertamanya.

Gelar ini jadi hadiah istimewa bagi Okuhara yang pada Minggu (13/3/2016) tepat berusia 21 tahun.

“Saya belum mendapatkan hadiah, tetapi saya sudah sangat senang bisa bermain di final All England,” kata Okuhara dalam wawancara setelah pertandingan.

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »

Saat Masuk Lapangan Praveen/Drbby Tidak Pikirkan Juara

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on March 14, 2016


160313160946_praveen_debby_juaraBIRMINGHAM, KOMPAS.com – Pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto mengaku tak berpikir gelar juara saat memasuki lapangan jelang final melawan Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen.

Praveen/Debby memastikan gelar setelah menundukkan pasangan Denmark itu 21-12, 21-17 di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu (13/3/2016).

Seusai pertandingan, Debby diwawancarai via telepon jarak jauh oleh Kompas TVyang menyiarkan laga tersebut di Indonesia. Dia mengaku salah satu resepnya pada laga final itu adalah bermain tanpa beban.

“Kami lebih mikir enjoy ya. Kami enggak ada beban juara. Pasti kami pengin juara. Cuma, kami enggak mikirin untuk juara dulu,” ucap Debby.

“Begitu masuk lapangan, kami cuma mikir ini seperti babak pertama. Jadi, bagaimana caranya supaya tetap enjoy dengan permainan kami,” tuturnya lagi.

Bagi Praveen/Debby ini merupakan kemenangan keempat beruntun mereka atas Fischer Nielsen/Pedersen. Mereka sudah bertemu 10 kali.

Praveen/Debby merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil menembus final All England 2016.

Tahun lalu, Indonesia gagal meraih gelar. Satu-satunya wakil di final, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kalah dari Zhang Nan/Zhao Yunlei (China).

Posted in Badminton, Berita, Bulutangkis | Leave a Comment »