SEJAHTERA BADMINTON

BERSAMA MEMBANGUN BULUTANGKIS INDONESIA

  • Meta

  • TIRTA SPORT ONLINE SHOP

    Promo Tirta
  • WIDE SCREEN FORMATED

    February 2009
    M T W T F S S
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    232425262728  
  • JADILAH PEMENANG

    Pemenang selalu memiliki program

    Pecundang selalu memiliki alasan

    Ketika pemenang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Saya melakukan kesalahan”

    Ketika pecundang melakukan sebuah kesalahan,
    ia akan berkata “Itu bukan kesalahan saya”

    Pemenang membuat komitmen-komitmen

    Pecundang membuat janji-janji

    Pemenang memilih seperti yang ia ingin lakukan

    Pecundang memilih sesuai pilihan orang banyak

    Pemenang membuat sesuatu terjadi

    Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

  • BWF

    bwf-logo1
  • Archives

  • Top Posts

  • Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

    Join 5,029 other subscribers

Archive for February 21st, 2009

UJIAN PERTAMA TANPA VITA DI ALL ENGLAND

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on February 21, 2009


Hengkangnya Vita Marissa dari Pelatnas Cipayung membawa dampak ke nomor ganda putri dan campuran sekaligus. Ujian pertama buat pasukan Cipayung ini akan dihadapi di turnamen prestisius Super Series All England, 3-8 Maret.

Kehilangan yang paling terasa ada di nomor ganda campuran. Bersama M. Rijal, Vita adalah pelapis ganda nomor satu Nova Widianto/Lilyana Natsir. Pada kesempatan pertama turun sebagai pasangan di turnamen resmi SS Jepang, September 2008, Rijal/Vita menuai gelar setelah menang atas Nova/Lilyana di final.

“Rijal/Vita bisa jadi juara di turnamen sekelas super series. Itu artinya mereka memang punya kualitas bagus, terlepas dari absennya beberapa pemain top saat itu,” ujar Richard Mainaky, pelatih ganda campuran.

Perginya Vita membuat Rijal kehilangan pasangan. Otomatis mereka batal turun di All England. Kini Indonesia menggantungkan harapan pada Nova/Lilyana, yang tahun lalu menjadi runner-up, dan Devin Lahardi/Lita Nurlita.

“Kecewa pasti ada karena persiapan kami sebetulnya sudah mantap,” kata Rijal. Soal pasangan baru, Rijal angkat bahu. “Terserah pelatih. Dipasangkan dengan siapa saja, saya siap,” ucapnya.

Berpasangan dengan siapa pun nantinya, Rijal harus mulai dari turnamen kecil. Kalaupun ke turnamen besar, jalannya harus melewati babak kualifikasi lebih dulu. Itu pun kadang harus mengantre karena biasanya turnamen besar diminati banyak pemain.

“Kalau soal adaptasi dengan pasangan baru bisa dilakukan saat latihan, tapi pasti nanti saya harus mulai dari awal lagi karena tak ada peringkat,” ucap Rijal.

Tak Ada Rangkap

Di nomor ganda putri, secara tidak langsung kepergian Vita juga membawa dampak. Meski aslinya bermain di ganda campuran, pasangan Vita/Lilyana adalah yang terbaik yang dimiliki Indonesia. Terakhir mereka bertengger di peringkat lima BWF.

Namun, di periode kepengurusan 2008-2012, PBSI memiliki kebijakan baru, yakni sebisa mungkin menghindari pemain yang bermain rangkap.

“Untuk menghindari konsentrasi yang terpecah, terutama jika ada yang bermain rangkap dan kebetulan di dua nomor masuk ke babak penting dalam satu turnamen,” tutur Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Lius Pongoh.

Kasubid Pelatnas, Christian Hadinata, menambahkan alasan lain.

“Teknik bagus saja tak cukup untuk bermain rangkap. Fisik dan stamina harus mendukung supaya konsentrasi tak terpecah. Kalau tanggung, bisa dipastikan akan menemui kesulitan karena persaingan sekarang begitu ketat,” jelas Christian.

Kini, nomor ganda putri mengandalkan Greysia Polii/Nitya Khrisinda dan Shendy Puspa/Meiliana di level elite. Ujian berat langsung mereka hadapi di All England. Grace/Nitya menantang unggulan pertama Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin (Taiwan).

“Kalau Vita masih ada, mungkin dia masih bisa main di ajang beregu seperti Piala Sudirman, tapi sekarang mau tak mau pemain yang ada harus dimaksimalkan. Soal peluang di All England, tak masalah dengan undian. Toh kita juga tak bisa lari dari lawan. Yang jelas, kita pasti berusaha maksimal,” tegas Aryono Miranat, pelatih ganda putri. (Erwin Fitriansyah)

Posted in Berita | 1 Comment »

CEDERA MARKIS KIDO LEBIH SERIUS DIBANDING OLIMPIADE

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on February 21, 2009


Tanda tanya menyelimuti nomor ganda putra Indonesia di ajang Super Series All England. Ganda andalan yang diharapkan bisa memutus paceklik gelar, Markis Kido/Hendra Setiawan, belum tentu bisa turun lantaran Kido masih berkutat dengan cedera lutut kiri

Kido menjalani pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pada Rabu (18/2). Hasil MRI ini baru diketahui satu atau dua hari kemudian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui secara detail cedera Kido.

“Dipakai untuk meloncat rasanya masih sakit. Obat yang diberikan lewat suntikan belum ada pengaruhnya,” kata Kido.

Sebelum Olimpiade 2008, cedera di tempat yang sama juga sempat dialami Kido. Namun, saat itu rasa sakit bisa sedikit diatasi dengan obat lewat suntikan dan terapi sinar.

“Sekarang sepertinya lebih serius dibanding sebelum Olimpiade. Dulu dipakai loncat masih bisa,” ujar Kido.

Sejak minggu lalu, pelatih Sigit Pamungkas berusaha mencari solusi untuk menyiapkan latihan Kido di tengah cedera. “Latihan Kido sementara fokus di tangan,” kata Sigit.

Namun, jika cedera tak kunjung pulih, bisa jadi Kido tak berangkat ke SS All England dan Swiss, yang merupakan satu paket tur ke Eropa.

Pemain Baru

Sementara itu, PBSI memastikan tempat kosong yang ditinggalkan pemain yang mundur seperti Taufik Hidayat, Vita Marissa, Alvent Yulianto dan Hendra Aprida Gunawan bakal diisi. Hanya, hingga saat ini belum ada pemanggilan pemain tambahan dan siapa saja nominasinya.

“Setelah pulang dari All England dan Swiss pemanggilan tambahan akan dilakukan. Sekarang kita berkonsentrasi persiapan dulu,” jelas I Made Oka, Wakil Ketua Umum II PBSI.

“Rijal akan dicarikan pasang-annya setelah berpisah dengan Vita. Bisa saja dari pemain pratama yang sudah terpantau dan kami nilai bagus,” ujar Richard Mainaky, pelatih ganda campuran.

Hal yang sama juga terjadi di nomor ganda putri dan tunggal putra. “Materinya bisa dari pelatnas pratama. Mereka mungkin harus ikut seleknas dulu. Tapi, hal itu kita serahkan pada kebijakan pengurus,” tambah Aryono Miranat, pelatih ganda putri. (win)

Posted in Berita | Leave a Comment »

MALAYSIA READY : LUNCURKAN PROGRAM ROAD TO LONDON 2012

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on February 21, 2009


Malaysia memang belum pernah merebut medali emas di Olimpiade. Sejauh ini, Malaysia hanya merebut dua perak dan dua perunggu di tiga ajang Olimpiade, yang semuanya dari cabang bulutangkis.

Untuk mewujudkan hal itu, 17 atlet dari bulutangkis, balap sepeda, dan panahan telah dipilih untuk mengikuti program ini. “Dulu kita hanya menetapkan sasaran meraih medali. Sudah tiba masanya kita membuat fokus yang lebih tinggi, yaitu emas. Satu emas menjadi target yang tidak bisa ditawar lagi,” ujar Menpora Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.

Diguyur Ringgit

Tak ada jumlah yang pasti mengenai dana yang dibutuhkan untuk proyek emas ini. Namun, seorang sumber yang enggan disebut namanya menyatakan bahwa program ini memerlukan jutaan ringgit atau sama dengan puluhan atau malah ratusan miliar rupiah. “Program ini seperti diguyur hujan ringgit,” katanya.

Prediksi di atas boleh jadi benar. Pasalnya para atlet yang terpilih akan diberi honorarium menggiurkan, bantuan teknis, bantuan pelatih terpilih, kesempatan mengikuti turnamen tanpa batas, bantuan unit sains olahraga, serta dokter olahraga.

Selain itu, program ini juga akan menjalin kerja sama dengan Universitas Loughbrough, Universitas Bath di London, serta Pusat Olimpiade Leipzig di Jerman untuk sains olahraga. Para atlet juga dijanjikan berlatih dan mengikuti kompetisi di Eropa, minimal 10 pertandingan internasional.

“Program ini sangat menarik sekaligus menantang. Saya tersanjung karena terpilih. Saya cukup merasa terbeban. Saya hanya berharap yang terbaik,” ujar Lee Chong Wei, pebulutangkis nomor satu dunia yang terpilih menjadi ikon program ini.

Masih Menunggu

Sementara itu, Pelatnas Terpadu 2009 diresmikan di Jakarta. Namun, hingga kini para atlet pelatnas belum berlatih di delapan daerah yang setuju untuk menggelar pelatnas karena penyelesaian administratif sedang dalam proses.

“Venue di Riau sudah siap. Tapi, MOU sedang dalam pembicaraan,” ujar Sri Sudono Sumarto, Wakil Ketua Umum II sekaligus anggota Tim Aju yang berkunjung ke Riau. Seluruh daerah hampir mengalami hal yang sama. Jika segala administrasi telah dipenuhi, pelatnas akan segera digelar di tempat masing-masing.

Malaysia sudah serius melangkah. Jangan sampai kita lamban mengantisipasinya. (Irwandi/cw-2)

(Sumber: Bolanews.com)

Posted in Berita | Leave a Comment »

MARKIS/HENDRA MUNDUR DARI ALL ENGLAND

Posted by SEJAHTERA BADMINTON on February 21, 2009


JAKARTA (SINDO) – Peluang Indonesia meraih gelar All England berkurang menyusul mundurnya ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dari ajang itu karena Markis cedera lutut kiri.

Bukan meremehkan perjuangan ganda putraIndonesia lain seperti pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano dan Yonathan Suryatama Dasuki/ Rian Sukmawan,Markis/ Hendra memang menjadi tumpuan utama tim Merah Putih. Menurut Markis, dia masih merasakan sakit pada lutut kirinya, kendati telah mendapatkan suntikan untuk mengatasi problem tersebut.

”Sejujurnya saya belum siap, meski cedera ini akhirnya membaik. Persiapan tiga pekan sangat kurang untuk menghadapi event prestisius ini,” ungkap Markis, yang cedera saat tampil di Indonesia Open 2008. Saat ini Markis masih mengurus hasil scanning MRI untuk melihat perkembangan cedera lututnya.

Dia berharap cedera itu akan cepat membaik agar bisa berlaga di ajang bergengsi berikutnya. Pelatih Ganda Putra Sigit Pamungkas mengatakan, peluang Markis/ Hendra turun di All England sangat kecil. Dia juga pesimistis anak asuhnya itu akan meraih gelar jika memaksakan tampil dalam kondisi seperti itu.

”Persiapan mereka itu sangat mepet. Kami memiliki waktu enam pekan setelah menjalani Malaysia dan Korea SuperSeries. Tapi, mereka baru berlatih tiga pekan lalu,” ungkap Sigit. Sigit sebelumnya berharap mendapat mukjizat saat Markis mendapat suntikan mengatasi cedera lututnya.

”Kami telah berupaya, terutama mendapatkan obat suntikan itu dari luar negeri. Namun, suntikan untuk memberikan cairan di persendian tulang lutut Markis tak bisa efektif menghadapi persaingan ketat di All England,” tutur Sigit. (edi yuli)

(Sumber: Seputar-indonesia.com)

Posted in Berita | Leave a Comment »